Tinggal sendiri itu ada enaknya, ada tidak enaknya. Kalau saya sih memang sudah (merasa) terusir dari rumah. Jadi mau tidak mau harus merasa enak. Kenapa begitu? Pertama, saya tidak punya kamar di rumah. Entah kenapa, mungkin ibu saya lupa kalau punya anak perempuan. Maklum, sejak kuliah, saya lebih sering tinggal di Semarang. Kadang-kadang liburan panjang pun saya tidak pulang. Sebabnya, kampung halaman saya itu terlalu nyaman. Seminggu di rumah, bisa jadi saya malas menjamah kerjaan. Saya juga tidak punya kewajiban apa pun di rumah, kecuali satu, membuat orangtua bangga. Hahaha.. Tapi, itu susah juga sebenarnya lantaran sampai sekarang saya masih begini-begini saja. Tidak enaknya tinggal sendiri itu ya, segala sesuatunya harus dipikirikan dan dikerjakan sendiri.
Di kota yang (hampir) menjelma Jakarta ini, saya tinggal di kos. Maklum, belum kuat sewa apartment apalagi beli tanah dan bangun rumah. Beginilah nasib jalang, eh lajang yang menempati sepetak kamar yang nyaman, terletak di basement, ukurannya 4,5 x 3 meter, kamar mandi dalam, dan paling penting tak banyak perabotan. Saya suka kamar yang longgar. Meski terletak di basement, tapi kamar saya dapat sinar matahari langsung lantaran kondisi tanah yang miring. Tapi, kalau musim hujan bisa lembab dan kadang kemasukan air.
Ini kos paling lama yang saya tempati. Lebih dari lima tahun. Saya merasa cocok dan tidak ingin pindah sebenarnya kecuali karena sewa bulanannya yang makin mahal. Fyuh.. Rp. 650.000,00 bo'.. Duit syape?
Kos ini bernama Wisma L. L berasal dari nama pemiliknya yaitu Pak Lilik. Beliau sudah meninggal lantaran ditembak anak buahnya di kantor kepolisian (agak serem). Banyak hal yang sering terjadi dan sudah jadi bagian dalam hidup saya, seperti; suara derit benda digeser setiap jam 10 malam, kran mati berhari-hari di musim kemarau, barang-barang yang hilang bila lupa memasukkan, anak kosan yang nangis histeris karena bertengkar sama pacarnya, dan masih banyak lagi. Kadang bikin saya gila. Tapi, tentu saja (sekali lagi) itu bukan alasan kuat mencari kos lain.
Dan inilah poin penting dari postingan saya hari ini, hahaha.. Pengantarnya banyak banget padahal cuma mau bilang sebel sama penjaga kos yang baru. Namanya Mas Abbas. Dia penjaga kos paling aneh sepanjang saya tinggal di sini. Baik sih orangnya, sok kenal (tiba-tiba nyapa dengan suara lantang), suka pakai wig di depan tv, suka minta uang anak kos untuk beli pulsa, dan yang paling bikin males dia suka muter lagu-lagunya Geisha di pagi hari. Saya bukan fans Geisha sih, tapi menurut saya suara Momo lumayanlah kalau sesekali didengarkan. Tapi, ini hampir tiap pagi. Lagu yang sama, suara yang sama. Suara Momo!!! Mendadak jadi musuh saya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar