Kamis, 25 Oktober 2012

Analisis Tayangan


Tugas bikin analisis tayangan drama televisi selesai sudah. Yang penasaran bisa baca di sini. Atau kunjungi blog MataTandaNot bad lah haha. Meskipun saat menonton agak tersiksa, tapi rupanya ada banyak hal yang saya temukan dalam tayangan berdurasi 1,5 jam itu. Tak disadari, televisi memang membawa banyak pengaruh dalam hidup kita. Yang perlu kita waspadai adalah tayangan-tayangan 'sampah' yang membawa misi-misi tertentu yang menggiring kita pada tahap internalisasi sosial. Ironisnya kita tidak menyadari. Hah! Itulah kekuatan televisi yang merusak! Yah, sebagai pemirsa yang 'smart' sebaiknya kita memang tak hanya menonton tetapi juga memantau tayangan-tayangan yang kita tonton. 

Tugas baru dari LeSPI (Lembaga Studi Pers dan Informasi), masih terkait dengan media watch, saya ditugasi bikin analisis tayangan melodrama Korea. Haha.. Untuk kali ini, saya tidak tahu akan menghabiskan camilan apa lagi. Tunggu kabar selanjutnya! 


Jumat, 12 Oktober 2012

Niat Oh Niat


Hari ini Umam kuliah, jadi saya terlantar berdua bersama Dingo. Anjing manja itu sedang malas ngapa-ngapain, jadi saya akhirnya buka laptop untuk menyelesaikan artikel literasi media. Tugas saya hanya membuat analisa sebuah tayangan televisi dan dari bermacam tayangan yang ada pada daftar, saya memilih drama berjudul Anak-Anak Tanpa Cinta. Fyuh..

Bayangkan saja, saya tidak pernah menonton televisi beberapa tahun terakhir ini. Pertama, televisi kos penuh semut, televisi Umam rusak, dan televisi rumah dikuasai ibu. Cukup tragis sebetulnya, tapi saya pun tak punya niatan untuk membeli televisi sendiri. 

Entah kenapa tugas ini rasanya begitu menyiksa. Menonton sinetron lepas berdurasi 2 jam. Ya ampun *tutup mata*. Saya putar file yang kemarin saya ambil dari kantor LeSPI. Baru beberapa menit, saya mendadak bosan. Tapi, tak mungkin juga abaikan. Ini tugas negara. Saya pikir, mungkin saya malas menonton karena tak ada cemilan. Hahaha.

Saya tinggalkan laptop, lalu pergi ke Indomaret terdekat, membeli beberapa makanan ringan; es krim untuk Dingo, Lays rumput laut, Qtela tempe, dan 2 Momogi rasa jagung bakar. Niatnya membeli makanan kecil ya agar semangat menonton, tapi ternyata kok semangatnya tidak muncul-muncul. Hahaha..

Sampai di depan laptop, yang terjadi mulut saya tidak bisa berhenti mengunyah, file macet, dan sampai makanan habis saya belum nulis artikel hahaha.. 


Selasa, 09 Oktober 2012

Doggie Language


Haha, pas lihat gambar ini di Life With Dog, entah kenapa saya langsung tertawa dan ingat Dingo. Hampir semua pose pernah dilakukan Dingo. Paling sering tentu saja pose 'You Will Feed Me' lantaran setahu saya Dingo itu anjing yang tidak kenal kenyang kalau belum muntah.

Belakangan, pose yang paling sering saya lihat pose 'Curious'. Dingo punya adik baru, beberapa ekor burung yang tiap pagi membangunkan penghuni rumah. Sangkarnya digantung di dinding dan setiap pagi burung-burung itu dikeluarkan dari rumah ke teras agar kena sinar matahari. Dingo tak ketinggalan, dia akan berputar-putar mengelilingi sangkar, mengamati burung-burung itu bergerak dan tentu saja hendak mencakar. Tapi sebelum aksinya terlaksana, ayahnya sudah menghardik dan berteriak "Dingo jangan!!"

Lalu Dingo akan bersembunyi di bawah kursi. Tak lama kemudian Dingo akan mengulangi aksinya hahaha..


Senin, 08 Oktober 2012

In (flu) enza



Influenza, meski bukan penyakit berat, efeknya cukup menyiksa bagi tubuh. Sudah dua minggu saya terserang flu. Dampaknya lumayan, jadwal terapi jadi berantakan, tidak produktif dan ya mungkin saya memang harus istirahat.

Diawali dengan kesombongan, "Ini anak-anak kok flu semua. Tumben aku nggak sakit?". Hahaha, begitulah yang namanya sesumbar. Selalu mendapat balasan akhirnya. 

Pancaroba seperti ini memang banyak penyakit bereksistensi. Siang hari bumi begitu panas, malamnya dingin tak karuan. Hampir tiap hari, sehabis beraktivitas rasanya selalu ingin meneguk segelas air es dan saya memang melakukannya. Kadang es teh, kadang nutrisari, kadang jus, apa saja asal bisa mendinginkan. Kebetulan murid-murid juga sedang flu; Nisa, Rico, Idam, Pujo, Ivan, Satria, semua flu. 

Puncaknya di rumah, saya tidur dengan kepala mengahdap kipas angin. Paginya, hidung saya tersumbat, ingus mengalir, pusing dan demam. Tenggorokan rasanya kering dan tiap menelan berasa nyeri. Aduh! Saya kena flu! Dan beberapa hari kemudian saya harus menghadapi pilek dan batuk.

Seminggu penuh saya tidak mengajar, hanya berbaring di tempat tidur. Saya tidak minum obat, berusaha mengatasi flu dengan makan sebanyak-banyaknya dan mengurangi es. Menurut saya itu efektif, karena tubuh butuh banyak gizi untuk pulih. Dan lumayan, tapi masih batuk. 

Di rumah, malam-malam waktu saya sedang membaca buku di kamar, pintu tiba-tiba diketuk. Ternyata bapak. "Nih minum! Biar cepat sembuh batuknya!". Saya disodori sirup obat batuk. Hahaha.. so sweet banget, Bapak.. :))