Senin, 08 Oktober 2012

In (flu) enza



Influenza, meski bukan penyakit berat, efeknya cukup menyiksa bagi tubuh. Sudah dua minggu saya terserang flu. Dampaknya lumayan, jadwal terapi jadi berantakan, tidak produktif dan ya mungkin saya memang harus istirahat.

Diawali dengan kesombongan, "Ini anak-anak kok flu semua. Tumben aku nggak sakit?". Hahaha, begitulah yang namanya sesumbar. Selalu mendapat balasan akhirnya. 

Pancaroba seperti ini memang banyak penyakit bereksistensi. Siang hari bumi begitu panas, malamnya dingin tak karuan. Hampir tiap hari, sehabis beraktivitas rasanya selalu ingin meneguk segelas air es dan saya memang melakukannya. Kadang es teh, kadang nutrisari, kadang jus, apa saja asal bisa mendinginkan. Kebetulan murid-murid juga sedang flu; Nisa, Rico, Idam, Pujo, Ivan, Satria, semua flu. 

Puncaknya di rumah, saya tidur dengan kepala mengahdap kipas angin. Paginya, hidung saya tersumbat, ingus mengalir, pusing dan demam. Tenggorokan rasanya kering dan tiap menelan berasa nyeri. Aduh! Saya kena flu! Dan beberapa hari kemudian saya harus menghadapi pilek dan batuk.

Seminggu penuh saya tidak mengajar, hanya berbaring di tempat tidur. Saya tidak minum obat, berusaha mengatasi flu dengan makan sebanyak-banyaknya dan mengurangi es. Menurut saya itu efektif, karena tubuh butuh banyak gizi untuk pulih. Dan lumayan, tapi masih batuk. 

Di rumah, malam-malam waktu saya sedang membaca buku di kamar, pintu tiba-tiba diketuk. Ternyata bapak. "Nih minum! Biar cepat sembuh batuknya!". Saya disodori sirup obat batuk. Hahaha.. so sweet banget, Bapak.. :))


Tidak ada komentar:

Posting Komentar